Na'udzubillahi min dzalik..
Kisah ini mirip Malin Kundang kemarin terulang di Dusun Sigambal, Desa
Pinang Awan, Kec. Torgamba, Labuhan Batu Selatan. Seorang siswi SMP
mendadak berubah wujud usai menendang kepala ibunya yang lagi sholat.
Gadis belia itu menjelma jadi ular berkepala anjing.
Hingga
akhir November kemarin, kabar itu menggemparkan warga di sana. Tapi
anehnya, banyak warga setempat termasuk perangkat desa, kompak tutup
mulut soal identitas gadis durhaka dan ibu malang itu. Alasannya,
mereka takut kualat atau tertular kena kutukan.
Karena itu,
beredar kabar: ibu dan anak itu telah diungsikan ke sebuah lokasi
rahasia di Medan. Itu dilakukan demi menghindari kedatangan ratusan
orang dari berbagai daerah yang ingin melihat anak durhaka itu.
Kebenaran kisah heboh ini kemarin dibeber UT, seorang warga di lokasi
kejadian. Ia memperlihatkan rekaman dari handphone yang menggambarkan
sesosok gadis telah berubah wujud menjadi binatang. Pengakuan UT,
rekaman itu diambilnya sendiri. Dalam rekaman, terlihat jelas seekor
ular berkepala anjing dengan posisi meliuk. Anehnya, ular berkepala
anjing itu memiliki 2 tangan menyerupai biawak, juga memiliki rambut
putih panjang.
Tayangan dalam rekaman, sambil berputar keliling,
ular berkepala anjing itu terdengar mengeluarkan jeritan dan isak
tangis sembari berurai air mata. Banyak warga yang menyaksikan merasa
prihatin sekaligus ngeri melihatnya.
Menurut UT, gadis durhaka
yang masih duduk di bangku kelas 2 SMP itu, dalam kesehariannya
berperangai buruk dan sering melawan orang tuanya yang hanya bekerja
mocok-mocok, sesekali mencari upahan kerja kepada para tetangga dan
kerabatnya.
UT bercerita. “Suatu hari,” ucap UT tanpa mau
menyebut pasti tanggal kejadiannya, “gadis belia itu merengek minta
dibelikan sepeda motor Yamaha Mio kepada ibu kandungnya. Karena merasa
disepelekan dan diacuhkan sang ibu yang sedang sholat, dia tiba-tiba
menendang kepala ibunya ketika sedang bersujud.”
Inilah awal
petaka itu. Saat itu juga, wajah gadis itu sontak berubah wujud menjadi
anjing kurus. Seluruh badan dan kakinya lalu berubah menjadi ular.
Ketika sang ibu menyelesaikan sholatnya, kontan dia menjerit histeris
dan menangis meraung-raung melihat puteri kesayangannya telah berubah
wujud.
Hingga akhir November lalu, Kapolsek Torgamba, AKP
Tampubolon, enggan berkomentar soal kabar heboh yang menggemparkan
wilayahnya. Bahkan menurutnya, tidak terjadi apa-apa di wilayah
hukumnya.
Qarin Api
Kejadian heboh ini berbeda
dengan legenda maling kundang. Kalau kutukan bagi maling kundang,
terjadi usai ibunya berseru kepada Allah. Tapi kalau kutukan bagi anak
durhaka yang hebohkan Labuhan Batu ini, akibat Allah langsung yang
berseru. Kun fayakun. Jadi maka jadilah. Demikian penilaian spritualis
Ki Ageng Awaluddin.
Menurutnya, perubahan wujud sang anak
menjadi berkepala anjing akibat unsur api lebih mendominasi diri atau
qorin si anak. Unsur itu pula yang membuat Iblis dan syetan banyak
mengendalikan hidupnya. “Hanya Allah yang dapat menjawab, kematianlah
nantinya yang mampu merubah wujudnya kembali, itu pun tak lepas atas
kuasa Allah,” ujar Ki Ageng soal kebenaran kisah itu.
Pun
begitu, menurutnya, kisah Rahasia Illahi ini bukan tak mengandung pesan
penting, terutama untuk ulama. “Nyatakanlah kebenaran itu secara
Islamiah, atas pengajaran terhadap sikap anak terhadap orang tua, alim
ulama, guru atau sesama, karena hal itu tak terlepas peran alim ulama,
dari apa yang dilihat para anak-anak. Ini juga menandakan alam sudah tua
dan situasi saat ini kembali kepada kehidupan dan peradaban yang tak
mengedepankan moral serta menenggelamkan sendi-sendi kebenaran agama,”
kata Ki Ageng sambil mengingatkan: surga itu memang ada di bawah telapak
kaki ibu. “Jadi semuanya itu adalah laknat Allah yang terjadi kepada
anak durhaka itu,” sambungnya. (Abah Rahman/ PM)
Posted by : Analisa