KITAB KUNING..
Kitab kuning itu hanya dikenal dalam tradisi
pesantren khususnya dijawa. kitab kuning merupakan identitas budaya yang
menggambarkan kultur keislaman masyarakat santri. identitas budaya
kitab kuning yang paling mencolok adalah cara membacanya yang
menggunakan metode "makna utawi iki iku"
didalam pesantren,
kemampuan membaca kitab kuning merupakan salah satu dari parameter
kecakapan santri. kiai ataupun para ustadz mengajarkan pengetahuan cara
membaca yang benar menurut maksud dari
isi kitab kuning tersebut. kemampuan baca ini salah satu dari sekian
kemampuan yang harus dimiliki para santri selain empat kecakapan atau
maharotul lughoh; membaca, menulis, mendengar dan berbicara.
kitab kuning merupakan kitab warisan ulama' salaf. disana pelbagai
disiplin ilmu diajarkan. mulai dari ilmu alat(nahwu sharaf, balaghah),
ilmu fiqh; dari mabadi' fiqhiya hingga kitab fiqh madzahib, ilmu akhlak,
ilmu mawaris, bahkan juga ilmu kalam dan aqoid.
biasanya
pesantren mengajarkan semua disiplin ilmu kitab kuning. pesantren ini
mengajarkannya secara berjenjang sesuai dengan kebutuhan dan tingkatan
kemampuan santri. untuk ilmu alat biasanya diajarkan sedini mungkin guna
mempersiapkan santri menguasai disiplin ilmu-ilmu lannya. meskipun
begitu tidak sedikit pesantren yang memiliki identitas khas.
sebagai contoh, pesantren tebuireng pada mulanya dikenal pesantren yang
mengambil spesialisasi bidang hadis. hadhorotus syiekh dikenal memiliki
sanad hadis shahihaini dan muwatha'. begitu juga pesantren LIRAB di jawa
tengah terkenal dengan pondok ilmu alat. konon disana shalawatan-nya
santri tiap menjelang shalat adalah membaca bait-bait alfiyah.
sebagai identitas, masyarakat santri dan pesantren senantiasa
menggunakan kitab kuning sebaga rujuan setiap masalah yang muncul di
masyarakat. pesantren tidak merujuk pada buku-buku putih dan teory-teory
diluar kitab kuning. bagi mereka seolah kitab kuning itu sudah memuat
segala macam jawaban atas pelbagai masalah yang tiimbul.
kitab
kuning dari segi muatannya ada yang mu'tabar maupun ghoiru mu'tabar.
santri sangat dianjurkan banyak membaca segala macam kitab kuning.
mereka boleh membaca kitab apapun baik yang diakui maupun tidak diakui
pesantren. meskipun begitu dalam bahsul masail ada kode etik yang tidak
boleh dilanggar yaitu santri diharuskan merujuk terlebih dahulu kitab
mu'tabar sebelum menggunakan kitab ghori mu'tabar.
begitu pula
didalam bahsul masail, sudah sejak lama kiai pesantren menerapkan
pendekatan dua macam cara dalam merujuk kitab kuning. pertama merujuk
isi teks( tekstual), kedua pendekatan manhajy. santri boleh menggunakan
kaidah2 ushul maupun qawaidnya bilamana dalam teks2 kitab kuning tidak
ditemukan jawaban dari kasus yang muncul, hal mana pernah terbukti di
era mbah wabah versus mbah bisri diawal berdirinya NU.
Itulah Kitab Kuning di Dunia Pesantren..